Senin, 28 Oktober 2013

Jong Sumateranen Bond (JBS), Pergerakan Pemuda Sumatera

Halo sobat muda!
Selamat Hari Sumpah Pemuda bagi semua kaum pemuda di Indonesia!
Kalau bicara tentang sumpah pemuda, pasti yang terlintas di benak kita adalah seputar sejarah kemerdekaan RI. Karena sumpah pemuda adalah salah satu peristiwa yang terjadi sebelum kemerdekaan Indonesia diproklamirkan. Nah, apakah sobat muda masih ingat siapa yang menjadi pelaku-pelaku yang berperan dalam peristiwa sumpah pemuda? Sekarang disini akan dibahas mengenai Jong Sumateranen Bond yang menjadi salah satu pelakunya.
Kita semua pasti tahu apa itu Jong Sumateranen Bond (JSB) kan? JSB merupakan suatu organisasi kedaerahan yang didirikan pada tanggal 9 Desember 1917 di Jakarta. JSB ini bertujuan untuk membangun kepedulian terhadap kebudayaan sendiri dan mempererat hubungan antar murid sekolah menengah dari Sumatera. Organisasi tersebut muncul sebagai wujud kesadaran di kalangan pelajar-pelajar di Jakarta yang berasal dari Sumatera akan pentingnya organisasi, dan adanya rangsangan yang timbul setelah terbentuknya Jong Java, sehingga membuat mereka tergerak pula untuk mendirikan organisasi pemuda Sumatera. 


 Jong Sumateranen Bond menjadi sarana untuk mempererat hubungan antarapelajar Sumatera di Jakarta, untuk menyadarkan bahwa merekalah kader-kader pemimpin Indonesia, dan membangkitkan perhatian serta sara kepemilikan terhadap adat istiadat, seni, bahasa, kerajinan, pertanian, dan sejarah Sumatera. Usaha-usaha yang dilakukan organisasi ini adalah meminimalisir bahkan menghilangkan adanya perlakuan yang menyinggung SARA, membiasakan diri untuk saling membantu, dan mengangkat derajat penduduk Sumatera dengan jalan mengadakan kursus-kursus, ceramah-ceramah, dan propaganda-propaganda. Selain itu juga menerbitkan publikasi-publikasi yang diberi nama Jong Sumatera.
Kelahiran JSB pada mulanya banyak diragukan orang. Salah satu diantaranya ialah redaktur surat kabar Tjaja Sumatra, Said Ali, yang mengatakan bahwa Sumatra belum matang bagi sebuah politik umum. Tanpa menghiraukan suara-suara miring itu, anak-anak Sumatra tetap mendirikan perkumpulan sendiri sampai akhirnya ternyata Jong Sumateranen Bond ternyata diterima oleh pemuda-pemuda Sumatera yang berada di kota-kota lain.
Sejalan dengan makin menebalnya perasaan nasional dan pemakaian bahasa "Melayu" di kalangan pemuda, nama organisasi Jong Sumateranen Bond kemudian diganti menjadi Pemuda Sumatera. Dari kalangan mereka inilah nantinya muncul tokoh-tokoh nasional seperti Mohammad Hatta, Muhammad Yamin, dsb. Mohammad Hatta, setibanya di tanah air setelah memperoleh gelar meester dari Sekolah Bisnis Rotterdam, menjabat sebagai sekretaris dan bendahara Jong Sumateranen Bond pusat. Muhammad Yamin menjabat ketua Jong Sumateranen Bond mempunyai peranan besar dalam memperkuat perasaan nasional, khususnya di kalangan pemuda.
Organisasi ini bersama-sama dengan organisasi pemuda lainnya berperan besar dalam menyatukan organisasi-organisasi pemuda setelah lahirnya Sumpah Pemuda. Sesungguhnya, sebelum Sumpah Pemuda, Jong Sumateranen Bond bersama-sama organisasi pemuda lainnya telah merintis usaha untuk mempersatukan organisasi-organisasi pemuda.
Nahhh, sekarang mau tau gak siapa salah satu tokoh yang aktif dalam JSB ??
Salah satu tokoh utama JSB adalah ADNAN KAPAU GANI


Adnan Kapau Gani adalah seorang aktifis di bidang film dan juga politik. Ia terlahir pada tanggal 16 September 1905, di Kampung Palembajan, 40 km sebelah barat Bukit Tinggi. Beliau merupakan anak dari seorang Guru. Beliau mengenyam pendidikan mulai tingkat SD di Bukit Tinggi, kemudian ke Sekolah Menengah Umum di Jakarta dan melanjutkan ke Fakultas Kedokteran di Jakarta. Ketika masyarakat Indonesia tahun 40-an sedang memperdebatkan, apakah film dan bermain film itu baik bagi masyarakat terpelajar, ia sudah terjun ke dunia film. Bersama Djoewarijah, Gani membintangi Asmara Moerni produksi The Union Film Coy dengan sutradara Rd. Aritin (1940), yang membangkitkan celaan banyak orang. Mereka berpendapat, film adalah suatu hal yang kurang baik dan kurang sopan, lebih-lebih bagi tokoh pergerakan seperti A.K. Gani, seorang tokoh kepemudaan. Dia giat di dalam Jong Java, Jong Islamiten Bond, Jong Sumatera, Indonesia Muda. Di tahun 1928 beliau merupakan seorang tokoh "Sumpah Pemuda".
Di dalam pergerakan politik, ia aktif di Partindo, Gerindo, GAPI, PNI sebagai ketuanya tahun 1947. Tahun 1945-1954 menjadi Komisaris PNI untuk Propinsi Sumatera Selatan dan anggota dari Dewan Eksekutif Pusat PNI di Jakarta. Dalam pemerintahan pernah menjadi Komisaris Keresidenan Palembang, Anggota Delegasi Indonesia dalam Perjanjian Linggarjati. Dalam masa revolusi, pernah beberapa kali menjadi menteri, antara lain Menteri Perekonomian RI dalam Kabinet Syahrir yang ke III dan IV Bulan Juni 1947 menjadi Wakil Perdana Menteri, dan Februari 1948 Menteri Perekonomian dalam Kabinet Amir Syarifudin, Ketua Delegasi RI ke UNO International Trade And Employment Conference di Havana, Menteri Perhubungan Kabinet Ali Sastroamijoyo dan lain-lainnya. Ia merupakan Menteri Kabinet Indonesia yang pertama dipenjarakan ketika Belanda memulai Agresinya I. Pada awal masa Kemerdekaan, Gani diangkat sebagai Gubernur Militer Sumatera Selatan dan ditugaskan membentuk TRI (Tentara Republik Indonesia) untuk seluruh Sumatera.
Tahun 1954-1968 menjadi tokoh dan pemimpin terkemuka di Sumatera Selatan, jadi Ketua Dewan Kurater Universitas Negeri di Palembang (sekarang Universitas Sriwijaya); Ketua Dewan Perwakilan Rakyat dan Anggota MPRS; dan Ketua Front Nasional dan PNI Sumatera Selatan. Meninggal 23 Desember 1968, di RS Charitas setelah menderita sakit dan dikebumikan di Makam Pahlawan Siguntang Palembang.
Untuk mengenang jasa-jasanya, pada tanggal 9 November 2007 Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memberikan gelar Pahlawan Nasional Indonesia kepada A.K. Gani. Gelar ini diterimanya bersama dengan Slamet Rijadi, Ida Anak Agung Gde Agung, dan Moestopo berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 66/2007 TK. Selain itu namanya juga diabadikan sebagai nama rumah sakit di Palembang, Rumah Sakit AK Gani dan nama ruas jalan beberapa kota di Indonesia.
Melihat perjuangan yang dilakukan Jong Sumateranen Bond ini kepada bangsa Indonesia, kita selayaknya menjadi terpacu untuk menjadi sama bahkan lebih dari mereka. Kita harus menjadi pemuda-pemuda yang tangguh dan mau bekerja keras untuk membangun negeri ini. Mungkin perjuangan yang kita lakukan tidaklah sama dengan yang mereka lakukan yaitu ikut merasakan perang yang terjadi, namun kita bisa mencari implikasi lain yang sesuai dengan keadaan kita sekarang, seperti belajar dengan giat untuk menjadi siswa yang cerdas, kemudian mampu membawa nama Indonesia ke kancah internasional dalam berbagai kegiatan akademik maupun non akademik. Karena esensi hidup pemuda Indonesia adalah menjadi pilar-pilar negara yang mampu menyokong keseluruhan bangsa ini.
Sama seperti Jong Sumateranen Bond yang fokusnya pada pendidikan, kita sebagai mahasiswa juga menaruh fokus pada bidang pendidikan. Kita bisa menjadi mahasiswa yang berintegritas dalam menuntut ilmu, mengaplikasikan ilmu, dan menciptakan ilmu yang belum terungkap yang pada akhirnya akan diberikan kepada generasi selanjutnya untuk dikembangkan. Jika kita dapat menjalankan hal ini dengan baik, maka pemuda Indonesia pasti mampu menyokong bangsa ini dan pembangunan negara pun dapat berjalan dengan lebih lancar.




www.jakarta.go.id/web/encyclopedia/detail/50/Adnan-Kapau-Gani


Tidak ada komentar:

Posting Komentar