Selamat Hari Sumpah Pemuda bagi semua kaum pemuda
di Indonesia!
Kalau bicara tentang sumpah pemuda, pasti yang
terlintas di benak kita adalah seputar sejarah kemerdekaan RI. Karena sumpah
pemuda adalah salah satu peristiwa yang terjadi sebelum kemerdekaan Indonesia
diproklamirkan. Nah, apakah sobat muda masih ingat siapa yang menjadi
pelaku-pelaku yang berperan dalam peristiwa sumpah pemuda? Sekarang disini akan
dibahas mengenai Jong Sumateranen Bond yang menjadi salah satu pelakunya.
Kita semua pasti tahu apa itu Jong Sumateranen
Bond (JSB) kan? JSB merupakan suatu organisasi kedaerahan yang didirikan pada
tanggal 9 Desember 1917 di Jakarta. JSB ini bertujuan untuk membangun
kepedulian terhadap kebudayaan sendiri dan mempererat hubungan antar murid
sekolah menengah dari Sumatera. Organisasi tersebut muncul sebagai wujud
kesadaran di kalangan pelajar-pelajar di Jakarta yang berasal dari Sumatera
akan pentingnya organisasi, dan adanya rangsangan yang timbul setelah
terbentuknya Jong Java, sehingga membuat mereka tergerak pula untuk mendirikan
organisasi pemuda Sumatera.
Jong Sumateranen Bond menjadi sarana untuk
mempererat hubungan antarapelajar Sumatera di Jakarta, untuk menyadarkan bahwa
merekalah kader-kader pemimpin Indonesia, dan membangkitkan perhatian serta
sara kepemilikan terhadap adat istiadat, seni, bahasa, kerajinan, pertanian,
dan sejarah Sumatera. Usaha-usaha yang dilakukan organisasi ini adalah
meminimalisir bahkan menghilangkan adanya perlakuan yang menyinggung SARA,
membiasakan diri untuk saling membantu, dan mengangkat derajat penduduk
Sumatera dengan jalan mengadakan kursus-kursus, ceramah-ceramah, dan
propaganda-propaganda. Selain itu juga menerbitkan publikasi-publikasi yang
diberi nama Jong Sumatera.
Kelahiran JSB pada mulanya banyak diragukan
orang. Salah satu diantaranya ialah redaktur surat kabar Tjaja Sumatra, Said
Ali, yang mengatakan bahwa Sumatra belum matang bagi sebuah politik umum. Tanpa
menghiraukan suara-suara miring itu, anak-anak Sumatra tetap mendirikan perkumpulan
sendiri sampai akhirnya ternyata Jong Sumateranen Bond ternyata diterima oleh
pemuda-pemuda Sumatera yang berada di kota-kota lain.
Sejalan dengan makin menebalnya perasaan nasional
dan pemakaian bahasa "Melayu" di kalangan pemuda, nama organisasi Jong
Sumateranen Bond kemudian diganti menjadi Pemuda Sumatera. Dari kalangan mereka
inilah nantinya muncul tokoh-tokoh nasional seperti Mohammad Hatta, Muhammad
Yamin, dsb. Mohammad Hatta, setibanya di tanah air setelah memperoleh gelar
meester dari Sekolah Bisnis Rotterdam, menjabat sebagai sekretaris dan
bendahara Jong Sumateranen Bond pusat. Muhammad Yamin menjabat ketua Jong
Sumateranen Bond mempunyai peranan besar dalam memperkuat perasaan nasional,
khususnya di kalangan pemuda.
Organisasi ini bersama-sama dengan organisasi
pemuda lainnya berperan besar dalam menyatukan organisasi-organisasi pemuda
setelah lahirnya Sumpah Pemuda. Sesungguhnya, sebelum Sumpah Pemuda, Jong
Sumateranen Bond bersama-sama organisasi pemuda lainnya telah merintis usaha
untuk mempersatukan organisasi-organisasi pemuda.
Nahhh, sekarang mau tau
gak siapa salah satu tokoh yang aktif dalam JSB ??
Salah satu tokoh utama
JSB adalah ADNAN KAPAU GANI
Adnan Kapau Gani adalah seorang aktifis di bidang
film dan juga politik. Ia terlahir pada tanggal 16 September 1905, di Kampung
Palembajan, 40 km sebelah barat Bukit Tinggi. Beliau merupakan anak dari
seorang Guru. Beliau mengenyam pendidikan mulai tingkat SD di Bukit Tinggi,
kemudian ke Sekolah Menengah Umum di Jakarta dan melanjutkan ke Fakultas
Kedokteran di Jakarta. Ketika masyarakat Indonesia tahun 40-an sedang
memperdebatkan, apakah film dan bermain film itu baik bagi masyarakat
terpelajar, ia sudah terjun ke dunia film. Bersama Djoewarijah, Gani
membintangi Asmara Moerni produksi The Union Film Coy dengan sutradara
Rd. Aritin (1940), yang membangkitkan celaan banyak orang. Mereka berpendapat,
film adalah suatu hal yang kurang baik dan kurang sopan, lebih-lebih bagi tokoh
pergerakan seperti A.K. Gani, seorang tokoh kepemudaan. Dia giat di dalam Jong
Java, Jong Islamiten Bond, Jong Sumatera, Indonesia Muda. Di tahun 1928 beliau
merupakan seorang tokoh "Sumpah Pemuda".
Di dalam pergerakan politik, ia aktif di
Partindo, Gerindo, GAPI, PNI sebagai ketuanya tahun 1947. Tahun 1945-1954
menjadi Komisaris PNI untuk Propinsi Sumatera Selatan dan anggota dari Dewan
Eksekutif Pusat PNI di Jakarta. Dalam pemerintahan pernah menjadi Komisaris
Keresidenan Palembang, Anggota Delegasi Indonesia dalam Perjanjian Linggarjati.
Dalam masa revolusi, pernah beberapa kali menjadi menteri, antara lain Menteri
Perekonomian RI dalam Kabinet Syahrir yang ke III dan IV Bulan Juni 1947
menjadi Wakil Perdana Menteri, dan Februari 1948 Menteri Perekonomian dalam
Kabinet Amir Syarifudin, Ketua Delegasi RI ke UNO International Trade And
Employment Conference di Havana, Menteri Perhubungan Kabinet Ali
Sastroamijoyo dan lain-lainnya. Ia merupakan Menteri Kabinet Indonesia yang
pertama dipenjarakan ketika Belanda memulai Agresinya I. Pada awal masa
Kemerdekaan, Gani diangkat sebagai Gubernur Militer Sumatera Selatan dan
ditugaskan membentuk TRI (Tentara Republik Indonesia) untuk seluruh Sumatera.
Tahun 1954-1968 menjadi tokoh dan pemimpin terkemuka
di Sumatera Selatan, jadi Ketua Dewan Kurater Universitas Negeri di Palembang
(sekarang Universitas Sriwijaya); Ketua Dewan Perwakilan Rakyat dan Anggota
MPRS; dan Ketua Front Nasional dan PNI Sumatera Selatan. Meninggal 23 Desember
1968, di RS Charitas setelah menderita sakit dan dikebumikan di Makam Pahlawan Siguntang
Palembang.
Untuk mengenang
jasa-jasanya, pada tanggal 9 November 2007 Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono memberikan gelar Pahlawan Nasional
Indonesia kepada A.K. Gani. Gelar ini
diterimanya bersama dengan Slamet Rijadi, Ida Anak Agung Gde
Agung, dan Moestopo berdasarkan
Keputusan Presiden Nomor 66/2007 TK. Selain itu namanya juga diabadikan sebagai
nama rumah sakit di Palembang, Rumah Sakit AK
Gani dan nama ruas jalan beberapa kota di
Indonesia.
Melihat perjuangan yang dilakukan Jong
Sumateranen Bond ini kepada bangsa Indonesia, kita selayaknya menjadi terpacu
untuk menjadi sama bahkan lebih dari mereka. Kita harus menjadi pemuda-pemuda
yang tangguh dan mau bekerja keras untuk membangun negeri ini. Mungkin
perjuangan yang kita lakukan tidaklah sama dengan yang mereka lakukan yaitu
ikut merasakan perang yang terjadi, namun kita bisa mencari implikasi lain yang
sesuai dengan keadaan kita sekarang, seperti belajar dengan giat untuk menjadi
siswa yang cerdas, kemudian mampu membawa nama Indonesia ke kancah
internasional dalam berbagai kegiatan akademik maupun non akademik. Karena
esensi hidup pemuda Indonesia adalah menjadi pilar-pilar negara yang mampu menyokong
keseluruhan bangsa ini.
Sama seperti Jong Sumateranen Bond yang fokusnya
pada pendidikan, kita sebagai mahasiswa juga menaruh fokus pada bidang
pendidikan. Kita bisa menjadi mahasiswa yang berintegritas dalam menuntut ilmu,
mengaplikasikan ilmu, dan menciptakan ilmu yang belum terungkap yang pada
akhirnya akan diberikan kepada generasi selanjutnya untuk dikembangkan. Jika
kita dapat menjalankan hal ini dengan baik, maka pemuda Indonesia pasti mampu
menyokong bangsa ini dan pembangunan negara pun dapat berjalan dengan lebih
lancar.
www.jakarta.go.id/web/encyclopedia/detail/50/Adnan-Kapau-Gani
Tidak ada komentar:
Posting Komentar